Profil Desa Karangkobar
Ketahui informasi secara rinci Desa Karangkobar mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Karangkobar, Banjarnegara: pusat pemerintahan & ekonomi kecamatan di dataran tinggi. Unggul dengan potensi agraris salak & sayuran, serta masyarakat yang tangguh dan sadar mitigasi bencana.
-
Pusat Strategis Kecamatan
Desa Karangkobar merupakan ibu kota Kecamatan Karangkobar, menjadikannya pusat pemerintahan, layanan publik, pendidikan, dan perekonomian bagi desa-desa di sekitarnya.
-
Lumbung Agraris Dataran Tinggi
Wilayah ini memiliki potensi besar di sektor pertanian, dengan komoditas unggulan seperti salak, kopi, dan aneka sayuran yang menopang kehidupan sebagian besar warganya.
-
Kawasan Tangguh Bencana
Memiliki sejarah dan risiko kebencanaan hidrometeorologi, khususnya gerakan tanah, yang membentuk karakter masyarakat lebih sadar dan tanggap terhadap upaya mitigasi.

Terletak di kawasan dataran tinggi Kabupaten Banjarnegara, Desa Karangkobar tidak hanya berfungsi sebagai salah satu dari tiga belas desa di wilayahnya, tetapi juga memegang peranan krusial sebagai pusat pemerintahan dan denyut nadi perekonomian Kecamatan Karangkobar. Dengan topografi berbukit dan potensi agraris yang melimpah, desa ini menjadi etalase dinamis dari kehidupan masyarakat pegunungan yang terus beradaptasi dengan tantangan alam sambil mengoptimalkan potensi yang ada. Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Karangkobar merupakan pusat layanan vital, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga perdagangan yang melayani masyarakat luas.
Letak Geografis dan Kondisi Demografi
Desa Karangkobar secara administratif berada di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Letak geografisnya yang berada di ketinggian, dengan kontur tanah yang bervariasi dari landai hingga curam, memberikan karakteristik unik pada tata guna lahan dan pola permukiman penduduk. Berdasarkan data BPS, luas wilayah Desa Karangkobar yaitu sekitar 2,87 km², atau mencakup 7,35% dari total luas Kecamatan Karangkobar.
Secara kewilayahan, Desa Karangkobar berbatasan langsung dengan beberapa desa lain yang mendukung posisinya sebagai sentral. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Leksana dan Desa Sampang. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Purwodadi. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gumelar dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Slatri.
Menurut data kependudukan terbaru yang dirilis melalui situs resmi desa per Juni 2025, jumlah penduduk Desa Karangkobar tercatat sebanyak 2.584 jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 1.336 jiwa laki-laki dan 1.247 jiwa perempuan, yang tersebar di beberapa dusun. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduk Desa Karangkobar mencapai sekitar 900 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah desa di wilayah pegunungan, merefleksikan perannya sebagai pusat aktivitas kecamatan.
Sejarah dan Pusat Pemerintahan
Sejarah Karangkobar sebagai pusat aktivitas di wilayah utara Banjarnegara sudah terbentuk sejak era kolonial Belanda. Kawasan ini dikenal sebagai pusat pengumpulan hasil bumi, terutama kopi, yang berasal dari perkebunan di sekitarnya seperti Kalibening, Pagentan, dan Pejawaran. Keberadaan gudang penampungan kopi dan infrastruktur pendukung lainnya di masa itu menandakan bahwa Karangkobar telah lama menjadi simpul ekonomi yang penting.
Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Karangkobar menjadi lokasi kantor-kantor pemerintahan tingkat kecamatan, termasuk Kantor Camat, Polsek, dan Koramil. Keberadaan fasilitas publik ini menjadikan Desa Karangkobar sebagai pusat administrasi dan layanan bagi seluruh desa di Kecamatan Karangkobar. Seluruh urusan administrasi, keamanan, dan koordinasi pembangunan tingkat kecamatan berpusat di desa ini.
Wilayah Kecamatan Karangkobar secara umum memiliki catatan sejarah terkait kebencanaan, terutama gerakan tanah atau longsor. Peristiwa besar yang terjadi di masa lalu menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dan masyarakat. Kini, upaya mitigasi bencana menjadi salah satu fokus utama dalam perencanaan pembangunan. Program-program seperti pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan sosialisasi berkelanjutan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara terus digalakkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan resiliensi masyarakat terhadap potensi ancaman alam.
Perekonomian Berbasis Sektor Agraris
Pilar utama yang menopang perekonomian Desa Karangkobar ialah sektor pertanian. Lahan yang subur di dataran tinggi menjadi modal utama bagi penduduk untuk membudidayakan berbagai komoditas bernilai ekonomi tinggi. Salah satu komoditas yang menjadi ikon dari wilayah Karangkobar dan sekitarnya yakni buah salak. Salak dari daerah ini dikenal memiliki kualitas yang baik dan menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga petani.
Selain salak, petani di Desa Karangkobar juga menanam berbagai jenis sayuran dataran tinggi seperti kubis, wortel, dan kentang. Komoditas kopi juga kembali dikembangkan, melanjutkan jejak sejarah wilayah ini sebagai penghasil kopi. Hasil panen dari para petani tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga dipasarkan ke berbagai daerah di luar Banjarnegara.
Sebagai pusat ekonomi, keberadaan Pasar Karangkobar memegang peranan sangat vital. Pasar ini menjadi titik temu antara petani, pedagang, dan konsumen dari berbagai desa sekitar. Aktivitas di pasar ini menjadi indikator pergerakan ekonomi lokal. Pasca insiden kebakaran pada Mei 2024, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan sigap memulai kembali pembangunan pasar pada Juni 2025 dengan alokasi dana dari APBD. Pembangunan kembali pasar ini menjadi prioritas untuk memastikan roda perekonomian masyarakat dapat segera pulih dan berjalan normal.
Di luar sektor pertanian, denyut ekonomi desa juga didukung oleh sektor perdagangan dan jasa. Banyaknya pertokoan, warung, dan penyedia jasa lainnya tumbuh subur untuk melayani kebutuhan penduduk lokal maupun warga dari desa-desa sekitar yang datang untuk berbagai keperluan.
Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan
Sebagai pusat kecamatan, Desa Karangkobar memiliki kelengkapan infrastruktur yang lebih baik dibandingkan desa-desa lainnya. Desa ini dilalui oleh jalan raya provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dengan kawasan utara hingga Pekalongan, menjadikannya jalur transportasi yang strategis. Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur jalan terus dilakukan oleh pemerintah, seperti proyek peningkatan ruas jalan Karangkobar-Pejawaran-Batur, untuk memastikan konektivitas dan kelancaran distribusi barang serta mobilitas penduduk.
Di sektor pendidikan, fasilitas di Desa Karangkobar cukup lengkap untuk menunjang kebutuhan dasar hingga menengah. Terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karangkobar. Keberadaan lembaga pendidikan ini menjadikan Desa Karangkobar sebagai tujuan bagi para pelajar dari desa-desa tetangga untuk melanjutkan pendidikannya.
Untuk layanan kesehatan, Puskesmas Karangkobar menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas ini tidak hanya melayani warga Desa Karangkobar, tetapi juga menjadi rujukan bagi puskesmas pembantu di desa-desa sekitarnya. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai merupakan faktor penting dalam menunjang kualitas hidup masyarakat.
Potensi dan Tantangan Pembangunan
Ke depan, Desa Karangkobar memiliki sejumlah potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sektor agrowisata merupakan salah satu potensi besar yang belum tergarap maksimal. Pemandangan alam pegunungan yang indah, ditambah dengan kebun-kebun salak dan sayuran, dapat menjadi daya tarik wisata yang unik. Pengembangan produk olahan berbasis hasil pertanian seperti keripik salak, dodol salak, atau produk kopi kemasan juga dapat memberikan nilai tambah bagi petani.
Namun di balik potensi tersebut, terdapat tantangan yang harus dihadapi dengan serius. Tantangan utama ialah risiko kebencanaan. Topografi wilayah yang curam membuat beberapa area di Kecamatan Karangkobar rentan terhadap tanah longsor, terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Oleh karena itu, perencanaan tata ruang yang berbasis mitigasi bencana menjadi sebuah keharusan. Pembangunan infrastruktur harus mempertimbangkan faktor keamanan dan stabilitas lereng.
Tantangan lainnya yaitu fluktuasi harga komoditas pertanian yang sering kali merugikan petani. Penguatan kelembagaan petani, seperti kelompok tani atau koperasi, diperlukan untuk meningkatkan posisi tawar mereka dalam rantai pemasaran. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan di bidang pertanian modern, pengolahan pascapanen, dan pemasaran digital juga menjadi kunci untuk menghadapi persaingan di masa depan.
Masa Depan Desa Karangkobar
Desa Karangkobar merupakan representasi dari sebuah wilayah yang tangguh dan dinamis. Posisinya sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi di tingkat kecamatan memberikannya tanggung jawab besar sekaligus peluang untuk bertumbuh lebih cepat. Masa depan desa ini akan sangat bergantung pada kemampuan para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah desa, pemerintah kabupaten, hingga masyarakat, dalam merumuskan strategi pembangunan yang holistik.
Keseimbangan antara eksploitasi potensi agraris, pengembangan sektor jasa dan perdagangan, serta penguatan sistem mitigasi bencana akan menjadi kunci keberhasilan. Dengan terus memperkuat infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan menjaga kelestarian lingkungan, Desa Karangkobar berpotensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan yang maju, mandiri, dan aman bagi warganya di dataran tinggi Banjarnegara.